Malam di musim dingin amat panjang. Hal ini bukan berarti seorang mukmin malas-m… | Astaghfirullah

Malam di musim dingin amat panjang. Hal ini bukan berarti seorang mukmin malas-malasan, berselimut terus hingga Subuh hari sehingga enggan bermunajat pada Sang Khaliq di akhir malam. Justru ini adalah kesempatan yang baik untuk melaksanakan shalat tahajud.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Adapun shalat malam di musim dingin karena begitu panjang, maka seseorang bisa menggunakannya untuk tidur. Setelah itu, ia bisa menggunakannya untuk shalat malam. Di malam seperti itu ia bisa gunakan waktunya untuk membaca Alquran seluruhnya sesuai kebiasaannya dan sebelumnya telah dia gunakan waktu malam itu untuk tidur. Di sini tergabunglah dua hal yaitu antara tidur yang ia butuhkan dan rutinitas ia dalam membaca Alquran. Sehingga ia pun memperoleh kemaslahatan dalam agama dan istirahat pada jasadnya”.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Sangat berbeda dengan musim panas. Malam di musim panas begitu singkat dan amat panas, amat sulit mengambil waktu istirahat saat itu. Sehingga seseorang yang ingin melaksanakan shalat malam pun butuh usaha keras. Waktu malam pun tidak bisa digunakan banyak untuk membaca Alquran sesuai rutinitas.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ibnu Mas’ud pernah mengatakan, “Selamat datang musim dingin. Kala itu turun barokah dengan malam yang begitu panjang untuk shalat malam. Sebaliknya, siang begitu singkat untuk berpuasa.” (Lathoif Al Ma’arif, 565).
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Namun ketahuilah bahwa menyempurnakan wudu di saat cuaca begitu dingin adalah amalan yang afdal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kalian untuk aku tunjukkan atas sesuatu yang dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat?” Mereka menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Menyempurnakan wudu pada sesuatu yang dibenci (seperti keadaan yang sangat dingin), banyaknya langkah kaki ke masjid, dan menunggu shalat berikutnya setelah shalat. Itulah ribath.” (HR. Muslim no. 251).
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Al Qodhi Abul Walid Al Baji berkata, “Asal kata “ribath” adalah terikat pada sesuatu. Artinya di sini, ia menahan dirinya (dari kemalasan) untuk tetap melakukan ketaatan.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, Yahya bin Syarf An Nawawi, Dar Ihya’ At Taurots, 1392, 3/141).

Sumber : Instagram / muslimmyway

Alhamdulillah yarham umat Muhammad. Allohumma Sholli Wa Sallim Wa Barik ‘ala Nabiyina Muhammad. Subhanalloh Wa Alhamdulillah Wa Laailaaha illa Alloh Allohu Akbar. Astaghfirullah Lilmuslimin Wal Muslimat. Jazakumullah sudah ikut men-share (membagikan) konten ini, semoga jadi amal jariyah untuk kebaikan dunia akhirat kita. Aamiin.

Categories: